29.8.12

Dua Seperempat


A Fiction.





Menyadari semua keterbatasan, keterasingan
bangun dari tidur malam, aku mengetahui satu hal setelah setengah tahun aku keluar dari kamarku,
bertemu orang banyak dan membiarkan diri ini di jamah kesendirian.
pindah ke tempat yang kurang nyaman, bisa karena terbiasa kata orang.
yang aku tau aku bukan seorang pemaksa, jadi memberikan mu cukup waktu dan ruang untuk eksplorasi diri. mumpung masi dini.
Lalu aku sadar, satu kata yang bisa menjelaskan apa yang kamu jalani akhir-akhir ini :
Kamu Takut.

Kamu takut hidup sendirian. 
Kamu takut tidak bisa pergi ketempat yang kita sering datangi.
Kamu takut di kejar rasa salah, hapus saja masa lalu, katamu.
Kamu takut malam-malammu sunyi dan pagi-pagimu hampa.
Kamu takut inbox mu kosong kata-kata gombal; kamu takut tidak bisa jatuh cinta lagi.
Kamu takut tak punya teman sekedar makan malam, bercerita di sela-sela sempitnya waktu untuk berbagi.
Kamu takut di rongrong orang-orang karena sudah terlanjur masuk ke hatinya.
Kamu takut berdiri di sampingku, takut kalau-kalau aku berubah.
Kamu takut kalah, padahal tidak ada kompetisi apa-apa disini.
Kamu takut kalau semua yang, entah,di pikiramu kejadian, 
lalu kamu menyalahkan posisi dan situasi kita sebagai gantinya.
Kamu takut tebakanku benar, kamu selalu membela diri.
Kamu takut menghubungiku, takut-takut di kira bukan gentle.
Kamu takut bilang tidak untuk yang satu itu, hanya kamu dan aku yang tau.
Kamu takut untuk jujur, kamu takut mengambil rasa sakitnya.


Ini lucu sekali.


sebenar-benarnya,
Kamu takut kehilangan aku.